Minggu, 05 Januari 2014

Permainan Umah-umahan



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Dewasa ini teknologi berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan teknologi ini meningkatkan kreativitas manusia dalam menciptakan hal-hal baru, salah satunya menciptakan berbagai macam permainan yang berbasis teknologi. Permainan-permainan tersebut dikemas dengan sangat kreatif dan inovatif sehingga dapat menarik minat seseorang khususnya anak-anak untuk memainkan permainan-permainan tersebut.
            Sebagian besar permainan-permainan berbasis teknologi ini dirancang untuk mengembangkan kemampuan motorik siswa. Perkembangan motorik anak ini dikembangkan melalui pemecahan masalah yang dikemas dengan tampilan yang unik, warna yang cerah, dengan tokoh dan setting yang menarik sehingga siswa merasa tertantang untuk dapat menyelesaikan permainan tersebut. Selain itu, melalui permainan yang berbasis teknologi tersebut siswa secara tidak langsung akan belajar mengaplikasikan teknologi sehingga siswa dapat mengikuti perkembangan zaman.
            Suatu inovasi manusia pasti memiliki sisi baik dan sisi buruknya. Demikian halnya dengan permainan-permainan modern yang saat ini banyak berkembang di kalangan masyarakat. Adanya permainan-permainan tersebut dapat mengakibatkan siswa sibuk dengan urusannya sendiri dalam bermain sehingga siswa tersebut kurang mengadakan sosialisasi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, tampilan yang menarik dan menantang dalam permainan tradisional membuat siswa merasa nyaman dengan permainan berbasis teknologi tersebut, sehingga seringkali siswa lupa dengan waktu dan mengabaikan tugas-tugas sekolahnya.
            Seperti yang telah kita ketahui, masa anak-anak adalah masa dimana siswa bermain dan bergerak aktif. Permainan-permainan berbasis teknologi tersebut hanya menuntut siswa untuk duduk diam tanpa menuntut adanya aktivitas jasmani peserta didik. Kurangnya aktivitas jamani tersebut berdampak pada keaktifan, kesehatan, dan pertumbuhan siswa.
            Dengan desain permainan yang inovatif dan menarik, siswa terdorong untuk lebih memilih permainan-permainan berbasis teknologi dan mengesampingkan permainan-permainan tradisional. Seiring berjalannya waktu, permainan-permainan tradisional mulai dilupakan. Padahal jika kita mengkaji lebih dalam, kerurangan-kekurangan yang dimiliki permainan-permainan berbasis teknologi tidak dimiliki oleh permainan-permainan tradisonal. Permainan-permainan tradisional biasanya tidak menekankan pada persaingan, tetapi lebih mementingkan kesenangan dan kebersamaan. Tanpa siswa sadari melalui melakukan permainan tradisional, siswa sudah belajar berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Beranjak dari hal tersebut, dalam makalah ini kami akan membahas salah satu permainan tradisional yang ada di Bali yaitu permainan umah-umahan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1)   Apa yang dimaksud dengan permainan umah-umahan?
2)   Apa manfaat dari permainan umah-umahan?
3)   Bagaimana aturan-aturan permainan umah-umahan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1)   Untuk mengetahui pengertian dari permainan umah-umahan.
2)   Untuk mengetahui manfaat dari permainan umah-umahan.
3)   Untuk mengetahui aturan-aturan dalam permainan umah-umahan.
1.4. Manfaat
Melalui penulisan makalah ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1)   Bagi penulis
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan jasmani”.
2)   Bagi pembaca
Melalui makalah ini pembaca diharapkan dapat mengenal dan memahami permainan tradisional.

3)   Bagi siswa
Melalui makalah ini siswa diharapkan dapat mengenal, memahami, dan memainkan permainan-permainan tradisional khususnya permainan yang ada di daerahnya.
4)   Bagi guru
Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi guru dalam memberikan pengajaran jasmani khususnya permainan tradisional di SD.

























BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Permainan Umah-umahan
            Permainan umah-umahan merupakan salah satu permainan yang terdapat di Bali. Tidak diketahui dengan pasti kapan permainan ini mulai dikenal di kalangan masyarakat. Permainan ini berkembang secara turun-temurun dan menjadi salah satu permainan yang digemari pada saat itu. Permainan ini juga dikenal di beberapa daerah khususnya di Bali dengan istilah yang berbeda-beda seperti umah-umahan di Klungkung dan Karangasem, buaya-buayaan di Denpasar, dan benteng-bentengan di Singaraja. Selain di Bali, ada pula permainan serupa dengan permainan umah-umahan yakni di Jawa Barat dengan istilah mebentengan. Namun terdapat perbedaan yakni permainan ini dilakukan secara kelompok dengan hanya menggunakan dua benteng/rumah.
Permainan ini merupakan permainan yang dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan rumah dari sang pengincar rumah. Dalam permainan ini, setiap siswa diwajibkan untuk berpindah rumah satu sama lain sehingga peserta secara langsung akan melakukan aktifitas fisik. Permainan ini lebih menekankan pada unsur kebersamaan dan keceriaan daripada unsur persaingannya. Letak keceriaan dan kebanggaan para peserta adalah pada saat peserta bisa berpindah ke rumah lain tanpa ditangkap pengincar rumah ataupun pada saat pengincar rumah dapat mencuri rumah dari penjaga rumah. Sebelum adanya permainan modern, permainan umah-umahan sangat digemari oleh anak-anak pada saat itu. Permainan ini dapat dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja tanpa memandang tingkat ekonomi seseorang karena untuk memainkannya tidak membutuhkan biaya sama sekali.

2.2 Manfaat Permainan Umah-umahan
            Selain sebagai permainan, permainan umah-umahan ini juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Dalam permainan ini siswa belajar untuk berkomunikasi dan menyusun strategi untuk mengecoh lawan. Komunikasi yang dilakukan siswa dapat berupa bahasa verbal maupun bahasa isyarat. Bahasa verbal dapat dilakukan dengan berbisik ataupun berteriak untuk mengatur siasat dalam bertukar rumah. Sedangkan bahasa isyarat dapat dilakukan dengan kedipan mata, lambaian tangan, dan bahasa isyarat lain sehingga pengincar rumah tidak dapat merebut rumah mereka.
Selain itu permainan ini juga bermanfaat untuk kesehatan jasmani siswa, seperti kebugaran fisik dan kesehatan mata. Dikatakan dapat melatih kebugaran fisik karena saat bermain, anak dituntut untuk selalu bergerak kesana kemari. Dengan bergerak anak akan tumbuh menjadi anak yang aktif dan sehat jasmani. Permainan ini juga sangat memerlukan pengelihatan yang cermat baik dari pengincar rumah maupun penjaga rumah. Penjaga rumah harus melihat gerak-gerik si pengincar rumah agar saat dia berpindah tidak kehilangan rumahnya. Demikian pula dengan si pengincar rumah, ia harus cermat melihat penjaga rumah agar dapat memperoleh kesempatan untuk menempati rumah.

2.3 Aturan-Aturan Permainan Umah-umahan
1)   Tempat
Permainan ini dapat dilakukan di tempat terbuka seperti lapangan dan di tempat tertutup seperti aula. Di lapangan, permainan ini dapat dilakukan dengan berbagai bentuk formasi rumah. Sedangkan di aula formasi rumah yang digunakan disesuaikan dengan kondisi tempat tersebut. Benda yang digunakan sebagai rumah jika permainan ini dilakukan di lapangan dapat berupa batu ataupun kapur. Sedangkan jika permainan ini dilakukan di aula, yang dapat dijadikan sebagai rumah ialah tiang dari rumah tersebut.
2)   Bentuk
Permainan ini dapat dilaksanakan dengan berbagai bentuk sesuai dengan tempat dilakukannya permainan ini.
a.    Jika permainan ini dilakukan di tempat terbuka seperti lapangan, bentuk yang dapat dibuat dapat berbentuk segitiga, segiempat, lingkaran, dan lain-lain sesuai dengan keinginan masing-masing peserta. Rumah dan para penjaga terletak di bagian luar sedangkan pengincar rumah berada di tengah-tengah lapangan.

Contoh bentuk permainan di tempat terbuka:
 


















Gambar 1. Bentuk permainan di ruangan terbuka
Keterangan:


                               : rumah
                               : penjaga rumah
                               : pengincar rumah

b.    Jika permainan ini dilakukan di tempat tertutup seperti aula, bentuk yang digunakan menyesuaikan dengan bentuk aula tersebut. Biasanya siswa dapat menggunakan tiang-tiang dari aula tersebut sebagai rumah.


Contoh bentuk permainan dalam aula adalah sebagai berikut.
 
















Gambar 2. Bentuk permainan di ruangan tertutup
Keterangan:


                 : rumah
                               : penjaga rumah
                               : pengincar rumah

3)   Peserta dan Mekanisme Permainan
Peserta dari permainan ini harus berjumlah lebih dari 2 (dua) orang. Satu orang sebagai pengincar rumah dan 2 (dua) orang atau lebih bertugas sebagai penjaga rumah. Penjaga rumah harus selalu bergerak atau bertukar rumah dengan penjaga yang lainnya. Sedangkan pengincar rumah boleh mendahului penjaga rumah yang akan berpindah rumah untuk mencuri rumah. Selanjutnya pengincar rumah yang telah berhasil mencuri salah satu rumah akan bertindak sebagai penjaga rumah dan penjaga rumah yang kehilangan rumahnya akan bertindak sebagai pengincar rumah serta harus mencuri salah satu rumah. Demikian seterusnya kegiatan tersebut dilakukan secara berulang dan permainan tersebut dapat diakhiri dengan kesepakatan bersama.
Berikut ini adalah contoh mekanisme permainan umah-umahan.
 


















Gambar 3. Penjaga rumah bertukar tempat dan pengincar rumah berlari untuk mencuri rumah
Keterangan:
                
                 : rumah
                               : penjaga rumah
                               : pengincar rumah

 


















Gambar 4. Pengincar rumah berhasil mencuri rumah

Keterangan:
                
                 : rumah
                               : penjaga rumah
                               : pengincar rumah
























Gambar 5. Pengincar tempat menjadi penjaga dan penjaga rumah menjadi pengincar rumah
Keterangan:
                
                 : rumah
                               : penjaga rumah
                               : pengincar rumah
4)   Sanksi
Dalam permainan ini terdapat sanksi. Sanksi diberikan kepada peserta atau penjaga rumah yang tidak berpindah dalam waktu yang lama setelah penjaga rumah yang lain berpindah lebih dari dua kali. Atas kesepatan dari rumah yang melanggar peraturan, sedangkan penjaga rumah tersebut menjadi pengincar rumah.
BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1)   Permainan umah-umahan adalah permainan berpindah tempat yang dilakukan oleh lebih dari 2 (dua) orang yang bertujuan untuk mempertahankan rumah dari pengincar rumah.
2)   Manfaat dari permainan umah-umahan adalah sebagai media pembelajaran, sebagai latihan untuk berkomunikasi dan menyusun strategi untuk mengecoh lawan bagi siswa, bermanfaat untuk kesehatan jasmani siswa seperti kebugaran fisik dan kesehatan mata, dan melatih pengelihatan yang cermat baik dari pengincar rumah maupun penjaga rumah.
3)   Aturan-aturan dalam permainan umah-umahan yaitu peserta terdiri dari lebih dari 2 orang, 1 orang sebagai pengincar rumah dan 2 orang atau lebih sebagai pengincar rumah. Tempat yang dapat digunakan yaitu tempat terbuka misalnya lapangan dan tempat tertutup misalnya aula. Terdapat pula sanksi yaitu jika penjaga rumah tidak berpindah dalam waktu yang lama, maka rumah yang dijaga akan diambil alih oleh pengincar rumah.

3.2  Saran
Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa sebagai calon guru SD diharapkan dapat menerapkan permainan tradisional ini di lapangan (Sekolah Dasar) sehingga permainan yang terdapat di sekolah yang diajarkan semakin beragam. Selain itu guru juga diharapkan dapat lebih kreatif dan inovatif untuk memodifikasi permainan ini agar lebih menarik dan menantang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar