Senin, 06 Januari 2014

Pengurangan Bilangan Cacah



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Peningkatan kualitas mutu  pendidikan  termasuk  pendidikan  matematika merupakan   suatu   hal   yang   mutlak   harus   terus   diupayakan,   karena pendidikan  memegang  peranan  penting  untuk  meningkatkan  kualitas sumber   daya   manusia.   Pendidikan   yang   bermutu   dapat   memberikan bekal kepada siswa agar dapat memenuhi tuntunan hidup menyelesaikan permasalahan-permasalahan    dalam    kehidupan sehari-hari. Secara    lebih    luas, pendidikan   yang   bermutu  dan berkualitas, serta dapat   menyiapkan   siswa   untuk   menjadi manusia masa depan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam pelajaran matematika.
Matematika dipelajari hampir di seluruh jenjang pendidikan. Ini merupakan sebuah wujud dari pengakuan bahwa matematika sangat dibutuhkan dan diperlukan tentunya dalam pengembangan pengetahuan dan kehidupan sehari-hari. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang memberikan siswa kesempatan untuk belajar banyak mengenai berbagai hal termasuk matematika. Akan tetapi dalam perjalanannya terdapat berbagai hambatan yang menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Disinilah peranan seorang guru sangat diperlukan terutama dalam menggunakan strategi belajar yang baik dan memilih pendekatan mengajar yang sesuai dengan keadaan siswa.
Pemilihan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan keadaan siswa juga sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika, khususnya pembelajaan mengenai bilangan cacah. Bilangan cacah merupakan konsep dasar yang semestinya di kuasai dan di pahami anak sehingga dapat menguasai dan memahami aplikasi konsep ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya tuntutan ini perlu kiranya dipelajari melalui pembelajaran bermakna mengenai konsep bilangan cacah. Sebagai implikasinya calon guru SD dan guru SD sebagai pendidik seyogianya mampu memahami dan menguasai konsep bilangan cacah dan terampil meyajikan secara bermakna baik pada sisiwa di kelas rendah maupun di kelas tinggi.
Oleh karena itu, makalah ini menyajikan tentang konsep bilangan cacahyang meliputi pemahaman konsep pengurangan bilangan cacah, pemahaman konsep perkalian bilangan cacah, dan pemahaman konsep pembagian bilangan cacah. Agar calon guru SD dapat memahami tentang bilangan cacah dan dapat menerapkanya ketika nanti mengajar dalam sekolah dasar.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang di atas, Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan yaitu sebagai berikut:
1.3 1   Bagaimana cara memahamikonsep pengurangan bilangan cacah ?
1.3 2   Bagaimana cara memahami konsep perkalian bilangan cacah ?
1.3 3   Bagaimana cara memahami konsep pembagian bilangan cacah ?

1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang dapat dicapai dari rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:
1.3 1   Untuk dapat memahami konsep pengurangan bilangan cacah.
1.3 2   Untuk dapat memahami konsep perkalian bilangan cacah.
1.3 3   Untuk dapat memahami konsep pembagian bilangan cacah.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1.4 1   Memahami konsep pengurangan bilangan cacah.
1.4 2   Memahami konsep perkalian bilangan cacah.
1.4 3   Memahami konsep pembagian bilangan cacah.







BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pemahaman Konsep Pengurangan
Model penyajian pengurangan dapat menggunakan model konkret, semi konkret, semi abstrak dan abstrak. Model yang dipilih harus disesuaikan dengan tahap berpikir siswa belajar. Dengan demikian kecermatan seorang guru, untuk memilih pendekatan dan model pengajaran suatu topik dalam matematika sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Beberapa model penyajian operasi pengurangan dua buah bilangan cacah dapat disajikan seperti di bawah ini.
Pengurangan 2 bilangan cacah dengan garis bilangan
Contoh: 8 – 2 = …….
Suruhlah seorang siswa untuk menempati angka nol dan menghadap ke bilangan positif (ke kanan). Kemudian perintahkan siswa tersebut melangkah maju satu-satu langkah sebanyak delapan skala. Lanjutkan dengan melangkah mundur sebanyak tiga skala. Didapatkan kedudukan siswa terakhir adalah 8 - 3 yaitu 5. Secara singkat ditulis 8 – 2 = 6
Penjelasan diatas dapat digambarkan sebagai berikut.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
 




Gambar 2.1 Konsep pengurangan dengan garis bilangan
Pengurangan 2 bilangan cacah dengan kartu nilai tempat
Contoh: 7 – 2 = …..
Ambil 7 buah kartu satuan dan pasangkan berderet. Kemudian ambil dan pisahkan dua buah kartu satuan dari deretan kartu nilai tempat. Sisa kartu nilai tempat adalah hasil 7 – 2 yaitu 5
Peragaannya:
                                                                                 

Keadaan awal                         Setelah dua kartu dipisah                    Sisa
Gambar 2.1 Konsep pengurangan dengan kartu nilai tempat
Jadi 7 – 2 = 5
2.1.1   Pengenalan Fakta Dasar Pengurangan
Menentukan selisih dua bilangan cacah, jelas diperlukan pemahaman fakta dasar pengurangan. Yang dimaksud dengan fakta dasar pengurangan adalah pengurangan dua buah bilangan cacah, dimana bilangan yang dikurangi dari 0 sampai 18, bilangan pengurangan dan hasilnya dari 0 sampai 9. Jadi jika a – b = c merupakan fakta dasar pengurangan maka, 0 ≤ a ≤ 18, 0 ≤ b ≤ 9 dan 0 ≤ c ≤ 9. Beberapa model yang dapat digunakan dalam mengajar fakta dasar pengurangan adalah menggunakan model dan menggunakan pola.
a.    Menggunakan Model
Penggunaan model yang telah digunakan dalam mengajar penjumlahan ternyata berguna pula dalam mengajarkan fakta pengurangan. Papan flanel dan papan magnetik adalah beberapa alat bantu yang dapat digunakan dalam mengajarkan konsep pengurangan yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Dialog berikut biasa dilakukan dalam mengajar pengurangan sebagai lawan dari penjumlahan dengan menggunakan bantuan alat berupa lidi.




                                     
Dari gambar diatas seorang guru dapat melakukan interaksi menggunakan dialog sederhana. Guru mulai memandu siswa berdasarkan dengan media pendukung seperti gambar diatas. Guru berkata pada gambar ini kita melihat 8 lidi sambil menunjuk ke himpunan 8 benda tersebut. Kemudian guru menutup sebagian gambar dengan karton. Kemudian guru bertanya berapa lidi yang masih terlihat anak-anak siswa pun menjawab 4. Dengan melakukan dialog sederhana ini akan terjadi interaksi yang aktif antara siswa dan guru karena siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan temuan mereka.
b.   Menggunakan Pola
Seperti halnya pada penambahan, banyak pola yang digunakan untuk menyajikan konsep pengurangan, diantaranya dapat dilihat pada tabel berikut.
Pola



Generalisasi
3
-
0
= 3

7
-
0
= 7

10
-
0
= 10

114
-
0
=……………..
n – 0 = n
6
-
6
= 0

9
-
9
= 0

18
-
18
= 0

449
-
449
=……………..
n – n = 0
Model-model di atas dapat disajikan kepada siswa dengan menggunakan himpunan benda-benda nyata (alat peraga, sehingga konsep fakta pengurangan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa). selain menggunakan model, konsep fakta pengurangan dapat pula disajikan dengan pola.
Contoh :





Nama Pola
7
-
4
=
3
Kompensasi
8
-
5
=
3

9
-
6
=
3

8
-
1
=
7
Yang kurangi 7
8
-
2
=
6

8
-
3
=
5

4
-
3
=
1
Pengurangan 3
5
-
3
=
2

6
-
3
=
3

8
-
4
=
(8-2-2)
Pengurangan sebagian-
Sebagian



=
(6-2)



=
4

Tabel di bawah ini berisi ringkasan dari cara mengajar fakta dasar pengurangan yang telah dipelajari.
Soal


Metode
Penyelesaian
5 - 2
=

Menyekat himpunan
5 – 2 = 3
8 – 6
=

Membandingkan himpunan
8 – 6 = 2
11 – 5
=

Kalimat penambahan
11 – 5 = 6



Yang berkaitan : 5 + 6 = 11

12 - 3
=

Dengan pola
12 – 3 = 10



12 – 1 = 11; 12 – 2 = 10

15 – 7
=

Dengan kompensasi
15 – 7 = 8



15 – 7 = (15 + 3) – (7 + 3)
= 18 – 10 = 8

7 - 4
=

Dengan baris bilangan
7 – 4 = 3
9 – 6
=

Dengan menghubungkan dengan
9 – 6 = 3



fakta : 8 – 6 = 2

Pembentukan keterampilan dengan mencongkak sangat penting untuk diajarkan, karena mencongkak adalah salah satu teknik pengajaran dalam berhitung. Cara yang dimaksud untuk melatih anak berpikir cepat dalam menentukan hasil. Dalam mencongkak yang penting adalah menalar soal-soal berhitung secara sistematis. Kegiatan dilakukan pada akhir pelajaran dan sebelum melakukan kegiatan ini perlu dipersiapkan soal-soal yang digunakan untuk mencangkok.
   Pada umumnya pengurangan mempunyai tiga jenis :
1)   Membuang
Dodi mempunyai kelereng 5 buah. Ia memberikan 2 buah kepada adiknya. Berapa buah kelereng sisanya ?







Gambar 2.2 Konsep pengurangan dengan himpunan
2)   Mencari Suku yang Hilang
Dodi mempunyai kelereng 3 buah. Untuk dapat bermain dia membutuhkan 5 buah kelereng. Berapa buah kelereng lagi harus dia miliki?




Gambar 2.3 Mencari suku yang hilang dengan himpunan
3)   Membandingkan
Dodi mempunyai kelereng 3 buah. Dudu punya kelereng 5 buah. Berapa lebihnya kelereng Dudu dari kelereng Dodi?
5 – 3 = ……
atau
3 + … = 5




Gambar 2.4 Konsep pengurangan
Sebagaimana penjumlahan, pengurangan pun dapat didekati dengan himpunan, pengukuran, garis bilangan, timbangan, dan dengan cuisionare.


2.1.2   Pengajaran Algoritma Pengurangan
Model penyajian abstrak dari pengurangan dua bilangan cacah dapat kita ikuti contoh-contoh di bawah ini :
a.    Menentukan hasil dari 38 – 13 dengan cara panjang
38
=
30
+
8


14
=
10
+
3


38 – 14
=
20
+
5



=
25




Jadi 38 – 14 = 25
b.    Menentukan hasil dari 38 – 13 dengan cara singkat
1)
38



2)
38



13




13



  5




25


Langkah-langkah pengerjaannya sebagai berikut :
1)   Mengurangkan 83 = 5 dan dituliskan angka 5 tepat di bawah angka satuan.
2)   Langkah berikutnya kita kurangkan 3 – 1 = 2, tuliskan angka 2 tepat di bawah angka puluhan yang dikurangkan.
Pada contoh di atas angka satuan bilangan yang dipergunakan lebih besar dari pada angka satuan bilangan pengurangan.
c.    Menentukan 43 – 28 dengan cara singkat
1)
42



2)
42



3)
42



4)
42



27




27




27




27








  5




15




15


Pada langkah 1) pengurangan tidak bisa langsung dikurangi sebab 27 = -5 bukan bilangan cacah. Oleh karena itu, 1 puluhan dari 42 harus dijadikan satuan sehingga pada langkah 2), puluhan pada 42 menjadi 3, sedangkan angka satuannya 12 jadi pikirkan 127 = 5. Tulis angka 5 tepat di bawah satuan yang dikurangkan.
Pada langkah 3) kita melakukan pengerjaan pada angka puluhan yaitu 3 – 2 = 1. Tuliskan angka 1 tepat di bawah angka puluhan bilangan yang akan dikurangkan, sehingga 43 – 28 = 15. Pada langkah 4) hanya memperlihatkan model singkat dari pengurangan yang dilakukan pada langkah ke 2) dan 3)
Menentukan selisih dua bilangan cacah dengan cara singkat seperti di atas, jelas diperlukan pemahaman fakta dasar pengurangan. Aturan pengurangan dua bilangan cacah ratusan, ribuan, puluhan, puluh ribuan, dan seterusnya pada prinsipnya sama.
Model pengurangan 847 – 534 dengan cara singkat
1)
847



2)
847


3)
847



534




534



534



    3




  13



313


Pada langkah 1) pengerjaan yang dilakukan adalah menentukan 7 – 4 = 3. Kemudian angka 3 ditulis tepat di bawah angka satuan bilangan yang dikurangkan.
Pada langkah 2) pengurangan yang dilakukan adalah menentukan 4 – 3 = 1. Kemudian angka 1 ditulis tepat di bawah angka puluhan bilangan yang dikurangkan.
Pada langkah 3) pengerjaan yang dilakukan adalah menentukan 8 – 5 = 3. Kemudian angka 3 ditulis tepat dibawah angka ratusan bilangan yang dikurangkan. Jadi 847 – 534 = 313.
1)
974



2)
974


3)
974



438




438



438



    6




  36



536


Pada langkah 1) pengerjaan yang dilakukan adalah meminjam puluhan dari 7 puluhan, karena 4 – 8 hasilnya bukan bilangan cacah. Akibat hal ini diatas, maka angka piluhan tinggal 6 dan angka satuannya menjadi 14. Kemudian tentukan hasil pengurangan 14 – 8 = 6. Tuliskan angka 6 tersebut tepat dibawah angka satuan bilangan yang dikurangkan.
Pada langkah 2) pengerjaan yang dilakukan adalah menentukan 6 – 3 = 3. Tuliskan angka 3 tersebut tepat dibawah angka puluhan bilangan yang dikurangi.
Pada langkah 3) pengerjaan bilangan yang dilakukan adalah menentukan 9 – 4 = 5. Tuliskan angka 4 tersebut tepat dibawah angka ratusan yang dikurangkan.
Jadi, 974 – 438 = 536

2.2    Pemahaman Konsep Perkalian
            Untuk ,menyajikan konsep perkalian dapat dilakukan melalui penjumlahan berulang, misalnya :
            2 x 4 = 4 + 4               = 8
            3 x 5 = 5 + 5 + 5        = 15
            4 x 6 = 6 + 6 + 6 + 6 = 24  
Pada tahap permulaan menjelaskan perkalian diharapakan dapat menggunakan benda- benda konkret,
a.    Benda-benda konkret
Perhatikan contoh dibawah ini!


                                                                                                                          

                      Ada 4 kartu                                         ada lagi 4 kartu
Gambar 2.5 Konsep Perkalian 2 x 4
2         x        4  =         8

Mengambil 3 buah kartu sebanyak 2 kali, berturut-turut, jadi seluruhnya ada berapa kartu? Ya, 6 buah kartu.
Jadi kita tulis :
Dengan menghitung berulang, sebagai contoh untuk menghitung 2 x 3, maka kita sediakan 3 jari. Kemudian dihitung 2 kali, maka hitungan terahir (yaitu 6) jawabanya.
Penjelasan seperti di atas diulang-ulang  sampai siswa siswa memahami arti “ KALI ” atau “ PERKALIAN ”, dengan contoh benda-benda konkret lain yang dikenal anak dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitarnya.
b.    Tahap berikutnya kita perdalam pemahaman anak tentang perkalian dengan pendekatan lain, yaitu perkalian sebagai suatu penjumlahan berulang-ulang. Sebelumnya dapat juga kita menggunakan benda konkret, sampai akhirnya mendapatkan bentuk sebagai berikut.
2 x 3 = 3 + 3       = 6
2 x 4 = 4 + 4       = 8
3 x 5 = 5 + 5 + 5 = 15
0     0     0 0  0  00
0     0     0
Pada tahap permulaan, jangan menggunakan bilangan besar, sebaiknya gunakan bilangan-bilangan sampai 5.
2 x 3 =                          
0     0     0    0     0
0     0     0    0     0
 
2 x 5 =                                                                                                                                    
0     0     0    0     0
0     0     0    0     0
0     0     0    0     0
3 x 5 =                                                                                                   
c.    Kalau siswa telah memahami pengertian perkalian ini, guru dapat mengevaluasinya dengan pertanyaan dan latihan-latihan, termasuk perkalian bilangan yang sama 2 x 2, 3 x 3, 4 x 4, maka diharapkan perkalian menjadi bagian dari pengetahuan setiap siswa. Dengan demikian kegiatan mendengar dan menghafal perkalian ini, dimulai dari perkalian 1 x 1 sampai 10 x 10, kemudian dilanjutkan perkalian sampai 100.
d.   Pemahaman dan penerapan selanjutnya dapat disajikan dalam bentuk soal-soal cerita yang melibatkan pengerjaan perkalian, baik secara tertulis maupun lisan dengan mencongkak.
e.    Perkalian bersusun
Dalam kehidupan sehari-sehari sering dilakukan adalah mengerjakan perhitungan perkalian secara bersusun, yaitu untuk bilangan-bilangan lebih besar dari 10, karena perkalian bilangan sampai dengan 10 dapat dihitung diluar kepala. Oleh karena itu, keterampilan dalam perkalian bersusun ini sangat penting bagi anak untuk dilatih secara terus-menerus. Tahap penyajian yang perlu diperhatikan tanpa menyimpan :
Tetapi keterampilan akhir yang harus dikuasai murid adalah keterampilan mengalikan secara secara bersusun, termasuk keterampilan untuk menyimpan dalam ingatan.
Selanjutnya dapat dilatih terus perkalian-perkalian bersusun dengan satu kali menyimpan. Perlu diperhatikan bahwa perkalian bersusun ini diberikan kepada siswa dengan syarat siswa telah mempunyai pengetehuan siap akan perkalian bilangan sampai dengan 10.
2.2.1   Penyajian Konsep Perkalian
Penyajian konsep perkalian didahului dengan model konkret kemudian model abstrak.
a.    Menggunakan Penjumlahan Berulang
Seorang siswa mempunyai permen “relaxa” sebanyak tiga bungkus. Setiap bungkus berisi empat permen. Berapa buah permen yang dimiliki siswa tersebut? Pada bungkus pertama empat permen, bungkus kedua empat permen, dan bungkus ketiga empat permen, sehingga jika dihitung semua sebanyak 12 buah.
Jika digambar.


                     
Gambar 2.6 Konsep perkalian 3x4
Dari contoh ini jelas kita lihat bahwa perkalian merupakan penjumlahan berulang.
3 x 4 = 4+4+4 = 12
b.      Menggunakan Garis Bilangan
Tentukan hasil kali 2 x 3 dengan garis bilangan. Karena perkalian dapat diartikan sebagai penjumlahan berulang, maka 2 x 3 berarti 3 + 3. Sehingga cara menunjukkan 2 x 3 dengan pita garis bilangan sama dengan cara menunjukan 3 + 3.
Caranya sebagai berikut.
Pasangkan model mobil sehingga tepat pada angka nol, dan mobil tersebut harus menghadap ke kanan.
Langkahkan maju mobil tersebut dua langkah dengan setiap langkah tiga skala (satuan).
Kedudukan mobil terakhir adalah hasil kali dari 2 x 3 (guru/pengajar diharapkan dapat menstimulasikan di kelas).
c.       Tentukan hasil 3 x 2 dengan batang “cusenaire”.
Menunjukan hasil 3 x 2 sama dengan menunjukan 2 + 2 + 2.
Caranya sebagai berikut.
Ambil tiga buah batang berwarna merah (M) untuk 2. Kemudian ketiga batang tersebut pasanglah dengan cara disambungkan menurut panjangnya, hasil kali 3 x 2 adalah batang berwarna yang disambungkan ketiga batang tersebut panjangnya sama, batang kuesioner yang cocok adalah HT (hitam) dengan nilai enam.
M
M
M

HT
 M
M
M
2.2.2   Penyajian Secara Abstrak
Penyajian dengan model abstrak ini, sangat penting karena cara inilah yang akan digunakan siswa dalam kehidupan sehari-harinya. Berikut ini akan dibahas model abstrak cara panjang dan model cara singkat.
a.    Dengan Model Abstrak Cara Panjang
18                       = 12     +          6          bentuk panjang dari 18
  3                       = 0       +          3          bentuk panjang dari 3
18 x 3                 = 36     +          18        hasil kali 3 x (12 + 6)
                                   = 0       +          0          hasil kali 0 x (12 + 6)
                                   = 36     +          18        nama lain dari 36 + 18
                                   = 54                             nama lain 36 + 18
b.    Dengan Model Abstrak Cara Singkat
2                     2
18                    18
  3        x            3        x
  4                    54
Pada langkah ke-1 menentukan 3 x 8 = 4. Kemudian 6 dituliskan tepat di bawah angka satuan bilangan-bilangan yang dikalikan, sedangkan 2 di bawah (disimpan) dan dituliskan tepat di atas puluhan dari bilangan yang dikalikan.
Pada langkah  ke-2 menentukan hasil kali 3 x 1 = 3 dan hasilnya dijumlahkan dengan bilangan yang disimpan pada langkah ke-1, sehingga pada langkah ke-2, kita mengerjakan (3 x 1) + 2 = 5. Jadi hasil kali 3 x 18 = 54.
Menentukan hasil kali dua bilangan cacah dengan model abstrak cara singkat seperti di atas, jelas diperlukan pemahaman hafal fakta dasar perkalian. Yang dimaksud fakta dasar perkalian dengan dua bilangan cacah dari 0 sampai 9, atau daftar kali-kalian dari 0 sampai 9.
Misalnya:
0 x 1, 0 x 2, 0 x 3, 0 x 4,            0 x 1,           0 x 9
1 x 1, 1 x 2, 1 x 3, 1 x 4,            1 x 1,           1 x 9
2 x 1, 2 x 2, 2 x 3, 2 x 4,            2 x 1,           2 x 9

9 x 1, 9 x 2, 9 x 3, 9 x 4,            9 x 1,           9 x 9
2.2.3   Algoritma Perkalian
Pembelajaran algoritma perkalian dapat dipahami dengan mudah oleh siswa. Jika diajarkan dengan urutan yang dipandang memadai sebagai berikut.
Satu kali satuan                                          3 x 4     =
Satu kali puluhan                                        5 x 10  =
Satu kali puluhan dan satuan                      4 x 13  =
                                                                             13
                                                                               4    x
                                                                             ……
Satu kali satuan                                          40 x 5  =
Satu kali puluhan                                        30 x 40 =

Satu kali puluhan dan satuan                      13        =
                                                                             54   x
                                                                             …..
Misalkan anda hendak mengajarkan 5 x 17 = …, maka anda dapat menyajikan menurut langkah-langkah berikut.
1.         5 x (10 + 7)                  memberi nama baru pada 17
2.         (5 x 10) + (10 + 7)       menggunakn sifat distributive
3.         50 x 35                                    mengalikan satuan dan puluhan
4.         50 + (10 + 7)               membri nama baru yaitu 35
5.         (50 + 30) + 5               menggunakan sifat asosiatif
6.         80 + 5                          menambahkan satuan dan puluhan
7.         85

Kemudian anda dapat menyusun algoritma ini dalam bentuk dari atas ke bwah sebagai berikut.
17
  5
….
17
  5
35
50 
85

Selanjutnya anda dapat menggunakan cara ini untuk mengajarkanalgoritma perkalian puluhan dan satuan dengan puluhan dan satuan.
16
 13
….
26
 13
18
3 x 20 = 60
26
 13
18
60
10 x 6 = 60
26
 13
18
60
10 x 20 = 200                     200
                                            338
Perkalian bilangan yang lebih besar misalnya ratusan, ribuan, dan seterusnya untuk kelaskelas yang lebih tinggi digunakan model perkalian dengan cara singkat. Untuk lebih memahami algoritma di atas kita ikuti contoh-contoh di bawah ini.

a.                   69
 14
  6
b.         69
    14
               276
c.         69
    14
                          276
   9
d.         69
            14
                          276
                          69
966
Pada langkah a. pengerjaan yang dilakukan adalah menentukan 4 x 9 = 36. Anda perhatikan angka 3 dan angka 6 yang harus dituliskan. Pada langkah b. pengerjaan menentukan 4 x 6 = 24 dan hasilnya dijumlahkan dengan 3 yang disimpan pada langkah a. jadi pada langkah ini menentukan (4 x 6) + 3 = 24 + 3 = 27. Anda perhatikn dimana angka 27 dituliskan. Pada langkah c, pengerjaan yang dilakukan adalah menentukan 1 x 9 = 9. Anda pehatikan cara menulis angka 9 tersebut. Pada langkah d, pengerjaan yang dilakukan adalah dilakukan adalah menentukan 1 x 6 = 6. Demikian pula untuk angka 6, dimana dituliskannya. Dari angkah c dan d diperoleh 69 berarti 690. Langah selanjutnya, anda jumlahkan 276 dan 69 secara vertika, sehingga diperoleh 966. Perhatikan pada contoh berikut adalah perkalian antara dua bilangan cacah puluhan seperti di atas, hanya di sini lngahnya lebih banyak. Hal ini akibat banan yang harus dikalkannya lebih banyak dari peralian pada contoh di atas.
                        Model perkalian 834 x 374 denan cara singkat.
 a.    834
 376
5004

b.     834
 376
5004
5838
c.     834
376
5004
5838
2502
313584
Pada langkah a, pengerjaan yang dilakukan adalah menentukan 6 x 834 = 5004. Perhatikan cara menuliskannya.
Pada langkah b, pengerjaan yang dilakukan menentukan 7834 = 5838 (yang berarti 58380). Anda perhatikan cara penulisan bilangan 5838.
Pada langkah , pengerjaan yang dilakukan adalah menentukan 3 x 834  2502. Juga anda perhatikan cara menulis bilangan 2502, sebab bilangan ini berarti 250200. Langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah tiga biangan hasil kali pada langkah a, b, dn c di atas. Lihat hasil yang diperhatikan pada langkah c di atas. Jadi : 834 x 376 = 313584
2.3    Pemahaman Konsep Pembagian
Konsep pembagian pada bilangan cacah sangat perlu diberikan kepada siswa sekolah dasar. Bila dibandingkan dengan operasi hitung lainnyaoperasi pembagian merupakan pengajaran yang sangat sulit dipahami, dengan demikian diharapkan kita perlu memperhatikan cara dibawah ini.
a.     Menambahkan pengertian pembagian dengan “dibagi dua”, konsep pembagian yang sederhana ini mungkin telah dikenal siswa sebelumnya dalam kehidupan sehari-hari.
b.    Misalnya: ada 6 buah kelereng dibagi 2 sama banyak, yaitu kepada Amir dan Ali, berapa buah kelereng masing-masing?



Gambar 2.7 Konsep Pembagian 6 : 2
Ali mendapatkan 3 buah kelereng dan Amir juga mendapatkan 3 buah kelereng. Jadi 6 : 2 = 3.
Cara di atas juga dapat dilakukan dengan mendistribusikannya. Ada 6 kelereng dibagi satu-persatu kepada Amir dan Ali secara bergantian.
Diberikan kepada        Amir 1 buah (Amir                  )
                                    Ali    1 buah (Amir                  )
Diberikan lagi              Amir 1 buah (Amir                  )
                                    Ali    1 buah (Amir                  )
Diberikan lagi              Amir 1 buah (Amir                  )
                                    Ali    1 buah (Amir                  )
Setelah kelereng itu habis dibagi, maka masing-masing orang telah menerima 3 kelereng. Jadi 6 : 2 = 3
Pembagian dengan pengelompokan
            8 : 2 =…….....
Buatlah/siapkan 8 benda, kemudian kelompokan dua-dua, maka terdapat 4 kelompok.



Gambar 2.8 Konsep Pembagian 8 : 2
Cara di atas dapat dimantapkan dengan pendekatan lain, yaitu pembagian sebagai pengurangan berulang-ulang. Jadi 6 : 3 sama dengan 6 – 3 – 3 – 3 = 0 ada dua kali pengurangan. Jadi 6 : 3 = 2; 8 : 2 sama dengan 8 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0, ada 4 kali pengurangan. Jadi 8 : 2 = 4.
1.      Tahap selanjutnya adalah menghubungkan antara pembagian dan perkalian. Pengetahuan siap anak tentang perkalian sampai 100 akan sangat membantu pengetahuan siapnya dalam pembagian. Latiahan yang cukup dan terus menerus, akan membantu pengetahuan siap siswa.
3 x 4 = 12;       3 x 6 = 18 bentuk pembagiannya adalah:
12 : 3 = 4         18 : 3 = 6
12 : 4 = 3         18 : 6 = 3
2.      Salah satu faktor tidak diketahui
3 x ….. = 12 atau 12 : ….. = 4
….. x 4 = 12         ….. : 4   = 3
Selanjutnya untuk pembagian-pembagian bilangan besar keterampilan membagi secara bersusun perlu dimantapkan, karena dalam kenyataan hidup sehari-hari pembagian bilangan besar ini sering muncul, sedangkan pembagian : bilangan sampai 100 dapat dihitung di luar kepala. Pengajaran pembagian bersusun inipun harus memperhatikan tahap-tahap kesukarannya.




111


7
777



7



  77



  7



   7



   7



   0



Yang penting tahap ini menekankan pengajarannya diamana proses pembagian bilangan yang dibagi dengan pembagiannya sama dan selisihnya sam dengan 0, dan hasil pengurangnya sama dengan 0, maka proses pembagian selesai.





112


8
896



8



  96



  8



   16



   16



   0


Bilangan pertama tepat dapat dibagi dengan pembagi dimana bilangan 8 dapat dibagi 8 dan bilangan 9 dapat 8, kemudian, 1 tidak dapat dibagi 8 maka diturunkan bilangan 6 sehingga 16 habis dibagi 8.







17


6
102



6



  42



  42



   0


Memerlukan 2 angka untuk membagi pertama dimana 1 tidak dapat dibagi 6 lalu diambil 2 angka yaitu 10 dibagi 6 hasilnya 1, kedua bilangan itu dikurangkan hasilnya 4 lalu diturunkan angka 2, 42 dibagi 6 hasilnya 7 dan hasil pengurangannya 0.



2.3.1   Penyajian Konsep Pembagian
Sesuai dengan taraf berpikir anak sekolah dasar masih dalam tahap berpikir konkret, semi konkret, semi abstrak, maka didalam mebgajarkan konsep pembagian ini diharapkan dimulai dengan menggunakan benda konkret atau alat peraga. Hal ini dapat membangkitkan minat belajar si anak. Misalkan menggunakan alat seperti manic-manik, kartu dan kubus pada model pengukuran yang termasuk model himpunan.
Misal 6 : 3 = 2





 


                                                                                      

Gambar 2.9 Konsep Pembagian 6:3
Tanyakan kepada siswa berapa kali mereka ambil atau ada berapa kelompok tigaan yang mereka peroleh, ucapkan secara jelas bahwa apa yang baru mereka lakukan akan adalah membagi 6 oleh 3 dan hasilnya adalah 2. Kemudian ucapkan kalimat “enam dibagi tiga sama dengan dua” dan minta seluruh kelas menirukan anda.
Model himpunan yang kedua adalah”model sekatan” misalnya dengan menggunakan kartu sebagai alat peraga. Kelompokan siswa menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 3 anak. Beri setiap kelompok 6 kartu, mula-mula minta salah satu siswa memegang keenam kartu, kemudian membagikan satu persatu kartu tersebut k setiap anggota kelompok termasuk dirinya sendiri. Kmudian tanyakan kepada mereka masing-masing mendapat berapa kartu. Setelah itu katakan pada siswa  bahwa apa yang baru saja mereka lakukan adalah membagi 6 oleh 3 dan hasilnya 2. Kemudian ucapkan bersama siswa “enam dibagi tiga sama dengan dua”.
Cara lain adalah dengan menggunakan model garis bilangan. Untuk itu , gambarlah sebuah garis bilangan di papan tulis. Katakana pada siswa bahwa kita akan menyelesaikan kalimat 6 : 3 =….. dengan membilang loncat 3 langkah mundur (dari kanan ke kiri) sampai mencapai nol. Kemudian lontarkan pertanyaan “ berapa kalin loncatan kita lakukan?” (2 kali)
3
5
4
7
6
0
1
2
 



Gambar 2.10 Konsep dengan garis bilangan
Penyajian dengan model abstrak dapat dilakukan dengan pengurangan berulang sampai sisanya nol atau sisanya lebih kecil dari pembagi, jug dapat diajarkan melalui pmbagian secara acak maupun pembagian secara singkat. Untuk lebih memahami ikuti contoh-contoh dibawah ini.
Contoh 1 :
Menunjukan hasil 10 : 2 dengan cara berulang. Caranya adalah lakukan pengurangan terhadap 10 dengan 2 terus menerus sampai habis (sisanya lebih dari 2). Hasil baginya adalah banyaknya pengurangan yang dilakukan. Untun 10 : 2 dapat diperhatikan sebagai berikut :
10
   ke-1
   ke-2
   ke-3
  ke-4
  ke-5
Ternyata untuk sampai ke sisa 0 (sisanya lebih kecil dari 2) pengurangan terhadap 10 oleh 2 dilakukan sebanyak 5 kali. Berarti 10 : 2 = 5. Hal diatas berarti 10 habis dibagi 2.
Contoh 2 :
Menunjukan hasil 72 : 6 dengan acak (sembarang).
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menentukan hasil bagi diatas. Anda perhatikan pengerjaan berikut :
                                                                                      10+2=12
6     72              10                                     6     72
60               2                                             60
12                                                              12
12                                                              12
0                                                                   0

12 dijumlahkan
Jadi 72 : 6 = 12
Contoh 3 :
Menampilkan hasil 84 : 6 dengan cara singkat.
                                    1                                                         14
a)             6     84                                   b)         6          84
6                                                            6
                                 24                                                           24
                                                                                                24
                                                                                                0
Pada langkah a) melakukan pengerjaan 8 : 6=1 sisa 2. Angka 1 ditulis tepat diatas puluhan bilangan yang dibagi (karena b1 berarti sepuluh), sedangkan sisanya dapat ditulis dibawah angka puluhan bilangan yang dibagi. Angka 6 yang ditulis dibawah angka puluhan bilangan yang dibagi adalah hasil kali antara 1 (bilangan hasil bagi 8 : 6) dengan bilangan 6 (bilangan pembagi). Sehingga sisanya  itu sebenarnya hasil dari 8-6 = 2 karena 2 tidak bisa dibagi 6 (hasilnya bukan bilangan asli), maka angka 4 pada satuan bilangan yang dibagi, kita turunkan dan ditulis dibelakang angka 2 (angka sisa 8 : 6).
Pada langkah b) kita meluruskan pengerjaan 24 : 6 = 4, ternyata sisanya nol. Angka 4 tersebut kita tuliskan dibelakang angka 1 (angka hasil 8 : 6) jadi 84 : 6 = 14. Ternyata 84 habisa dibagi 6, sebab sisanya nol.
Contoh 4 :
Menentukan hasil bagi 54 : 6 dengan cara singkat
9
                    6     54
54
                        0
Pada pengerjaan ini kita tidak lagi menentukan hasil bagi, sebab hasilnya bukan bilangan asli (5 tidak bisa dibagi 6). Oleh karena itu kita langsung membagi 54 : 6. Sehingga 54 : 6 = 9.
Untuk bilangan-bilangan yang lebih besar, misalnya ribuan, puluh ribuan, tahap penyelesaiannya adalah sama seperti di atas.
Menentukan hasil bagi pada bilangan cacah seperti model singkat seperti di atas, jelas diperlukan pemahaman fakta dasar pembagian. Yang dimaksud dengan fakta dasar pembagian pada bilangan pembagi dan hasil baginya haruslah bilangan 0 sampai 9. Jadi jika a : b = c adalah hasil bagi maka fakta dasar pembagian 0 , a tidak boleh bilangan prima lebih besar atau sama dengan 11 dan a harus dibagi b. misalnya 81 : 9, 9 :1, 12 : 4 dan sebagainya adalah merupakan fakta dasar. Sedangkan 81 : 3, 24 : 2, 36 :3 bukan fakta dasar pembagian.
a.    Alogaritma Pembagian
Cara mengajar Alternatif Alogaritma Pembagian
Pertama kita akan mempelajari cara mengajar alogaritma pembagian dengan pengurangan berulang. Cara ini dapat kita mulai dengan kegiatan berikut :
1)       32   1675
5
2)      32   1675
5
3)      32   1675
160

4)      32   1675
160
7
a)    Taksirlah hasil bagi dan tentukan banyaknya angka dalam hasil bagi. Dalam 1675 terdapat lebih dari sepuluh 32-an tetapi kurang dari seratus-an(3200). Jadi hasil baginya mempunyai dua angka.
b)   Tentukan hasil bagi pertama “ada berapa 3-an dalam 167”
c)    Kalikan 5 x 32. Hasilnya 160, ditempatkan dibawah
d)   Kurangkan 160 dari 167
e)    Bandingkan selisihnya 7 dengan pembaginya, 32 untuk memastikan bahwa sisanya kurang dari pembaginya.
f)    Tentukan angka berikutnya.
   Kegiatan ini dapat didahului dengan latihan dengan bilangan yang lebih kecil m isalnya 15 : 3 = 5. Sekarang kita akan mencari hasil bagi tersebut dengan menggunakan cara ani tadi. Pertama kita tulis soal tersebut sebagai berikut
Minta seorang anak menerka berapa hasilnya. Misalnya ia menduga hasilnya 4. Guru bertanya ‘’3 x 4 = .. ?” jika jawabannya 12 maka suruh anak tersebut untuk menulisnya di papan seperti yang dilakukan Ani tadi.
3/            15
12
15 – 12 = … ? siswa, 3 pak ( bu ). Sekarang tulis di papan
3/            15
12
3
Sekarang 3 : 3 = …. ? siswa. 1 pak ( bu ). Jadi 15 : 5 = …?
4 + 1 = 5. dan jika di tulis, maka
3/            15       
12         4
3
3        1
0        5
Sesudah itu kegiatan dilanjutkan dengan cara penulisan yang lebih sederhana/ singkat, yaitu :  
   5
3      15                            jadi 15 : 3 = 5
15
0
Bila murid telah diperkenalkan pada makna pembagian panjang dan telah mencoba berbagai tahap seperti di jelaskan di atas, berarti mereka telah siap mengembangkan atau mempelajari algaritma pembagian panjang. Ketika bekerja dengan algoritma ini, mereka mengembangkan berbagai cara menaksir banyaknya angka dalam hasil bagi dan menyempurnakan suatu pola kerja yang sistematis, agar dapat menyelesaikan soal dengan cepat dan tepat. Dalam mengikuti algoritma ini, latihan diserahkan menuju penyempurnaan cara yang di bawah ini diilustrasikan untuk 32 / 1675
a)        32   1675
                                     5
b)        32  1675

                                    5
c)        32   1675  
160
                                      5
d)        32   1675  
160
 7
                                       5
e)        32   1675
160
  75
Langkah-langkah dalam menyelesaikan soal di atas adalah
1)   Taksirlah hasil bagi dan tentukan banyaknya angka dalam hasil bagi. Dalam 1675 terdapat lebih dari sepuluh 32-an tetapi kurang dari seratus-an(3200). Jadi hasil baginya mempunyai dua angka.
2)   Tentukan taksiran hasil bagi yang pertama : “ ada berapa 3-an dalam 167”
3)   Kalikan 5 x 32. Hasilnya, 160, di tempatkan di bawah
4)   Kurangkan 160 dari 167
5)   Bandingkan selisihnya, 7, dengan pembagiannya, 32 untuk memastikan bahwa sisanya kurang dari pembaginya.
6)   Tentukan angka berikutnya.
Pada saat murid sedang mengerjakan soal, dapat disuruh menjelaskan apa yang sedang dikerjakan dan apa arti bilangan-bilangan yang digunakannya itu. Misalnya, dalam pembagian yang belum selesai ini.
7
23   1762
161
15
Sekarang tiba saatnya kita memperhatikan cara mengajar fakta pembagian dengan menggunakan pola. Misalnya kita hendak menggunakan pola distributive pembagian terhadap penjumlahan. Cara ini dapat dipergunakan apabila siswa telah mengenal fakta pembagian yang lebih sederhana. Karena siswa telah mengenal sifat distributive pembagian terhadap penjumlahan maka pertama mereka perlu diberi soal-soal yang dapat membimbing mereke menemukan sifat ini. Contoh soal di bawah ini, siswa dianggap telah mengetahui bahawa 20 : 5 = 4;
            20        :           5          = ……..          
            (10   +   10)    :     5     =          (10 : 5) + (10 : 5 ) = …….
            Jadi, 20 : 5       = (10 + 10) : 3 = ( 10 : 5 ) + ( 10 : 5 ) = 4
 





Setelah siswa menemukan sifat ini, kegiatan selanjutnya adalah memantapkan penemuan siswa tersebut dengan mengerjakan soal latihan .
12 : 3 = ( 6 + 6 ) : 3 = ….
18 : 3 = ( 9 + 9 ) : 3 = ….
Ringkasan Cara Mengajar Fakta Pembagian
Soal                                Cara                                       Penyelesaian
9 : 3        Menggunakan cara himpunan yang disebut    9 : 3 = 3
                       
                       

6 : 2        Menggunakan susunan                                    6 : 2 = 3
              
              
   `          
20 : 4      Menggunakan sifat distributif                                    16 : 5 = 5
                                    Pembagian terhadap penjumlahan
                        20 : 4 =            ( 16 + 4 ) : 4
Soal                    Cara                                                   Penyelesaian
20 : 5      Menggunakan pengurangan berulang             20 : 5 = 4
                      20 – 5 = 15
                      15 – 5 = 10
                      10 – 5 = 5
                      5 – 5 = 0




BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Untuk memahami konsep pengurangan dapat menggunakan model konkret, semi konkret, semi abstrak, dan abstrak. Model yang dipilih harus disesuaikan dengan tarap berpikir siswa. Fakta dasar pengurangan adalah pengurangan dua bilangan cacah dimana bilangan yang dikurangi dari 0 sampai 18, bilangan pengurangan dan hasil dari 0 sampai 8. Untuk menyajikan konsep perkalian dapat dilakukan melalui penjumlahan berulang dan garis bilangan. Sedangkan penyajian secara abstrak dapat dilakukan dengan model abstrak cara panjang dan model cara singkat. Untuk mengajarkan konsep pembagian diharapkan dimulai dengan menggunakan benda konkret atau alat peraga.  Untuk mengajarkan konsep pembagian dapat menggunakan berbagai macam model. Model yang pertama paling terkenal dan banyak digunakan adalah model pengukuran. Selain menggunakan model pengukuran dapat juga menggunakan model himpunan, model garis bilangan, dan model abstrak.

3.2 Saran
Untuk pembelajaran matematika di SD khususnya mengenai materi bilangan cacah sebaiknya pembelajaran dikemas lebih kepada pembelajaran yang menuntut siswa lebih aktif. Selain itu dalam proses pembelajaran hendaknya didukung dengan media yang kongkret dan dekat dengan lingkungan siswa. Sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan menarik dan siswa bisa memahami materi dengan lebih mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar