BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada
zaman yang semakin modern, masyarakat
sekarang terutama anak-anak yang lebih senang
menghabiskan waktunya untuk bermain dengan komputer, playstation, dan game yang
lain sehingga keadaan/pertumbuhan jasmani si anak menjadi tidak sehat atau tidak
maksimal.
Pembelajaran
Pendidikan Jasmani bagi siswa di
tingkat Sekolah Dasar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
terhadap berbagai cabang olahraga serta
untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan
kesehatan. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SD biasanya adalah atletik,
senam, juga permainan lainnya seperti sepak bola, bola voli, dan lainnya.
Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SD bisa dilaksanakan melalui
permainan-permainan tradisional yang menarik sehingga anak dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dengan menyenangkan. Tabobarung merupakan permainan berpasangan yang menarik dilaksanakan di SD sebagai sarana untuk melaksanakan
pembelajaran Pendidikan Jasmani. Tabobarung memberikan pemenuhan kebutuhan bagi anak SD yang
memiliki karakter unik. Berdasarkan hal tersebut penulis menulis makalah yang
berjudul “Permainan Tabobarung” yang diharapakan dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengajar
Pendidikan Jasmani di SD.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan permainan tabobarung?
b. Bagaimana aturan permainan tabobarung?
1.3 Tujuan
a. Untuk mendeskripsikan permainan tabobarung.
b. Untuk mendeskripsikan aturan
permainan tabobarung.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Bagi pembaca,
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber belajar
mengenai permainan plakuncang dan cara memainkannya.
2.
Bagi mahasiswa
Dapat memahami salah satu permainan yang ada di sekolah dasar yaitu
permainan plakuncang.
3. Bagi penulis
Dengan
adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis mengenai permainan
tradisional dan cara memainkannya di sekolah dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Permainan
Tabobarung merupakan permainan yang
sudah di modifikasi. Permainan tabobarung dilakukan secara berpasangan. Permainan
ini menggabungkan permainan menahan bola kasti dengan kepala/jidat, setelah itu
menahan bola tenis meja dengan cara menyedot bola tersebut dengan menggunakan
sedotan dan dilanjutkan dengan balapan karung.
2.2
Pemain
Permainan tabobarung dapat dikategorikan sebagai permainan segala umur
(anak-anak, remaja dan dewasa) yang dilakukan oleh kaum laki-laki maupun
perempuan. Permainan ini dilakukan
dengan cara berpasangan. Jumlah pemainnya antara 3-6 pasangan, 1 pasangan terdiri dari dua orang. Selain pemain, permainan tabobarung juga menggunakan wasit untuk mengawasi jalannya permainan dan menetapkan pemenang.
2.3
Tempat dan Peralatan Permainan
a.
Tempat
Permainan
tabobarung tidak membutuhkan tempat (lapangan) yang terlalu luas. Permainan ini
dapat dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah. Jadi, dapat dilakukan di
pekarangan rumah atau di tanah lapang. Luas arena permainan tabobarung ini
hanya sepanjang 10-25 meter dan lebar sekitar 5-10 meter.
Gambar 1.1 Lapangan Tabobarung
a
|
|
b
|
|
c
|
|
d
|
Keterangan:
a. Garis
start
b. Tempat
pemberhentian pertama
c. Tempat pemberhentian kedua
d. Garis
finish
b.
Peralatan Permainan
1.
Kapur tulis, pecahan genting atau tepung
untuk membuat garis start dan finish.
2.
Peluit untuk memberi aba-aba.
3.
Bola kasti.
4.
Bola tenis meja
5.
Sedotan
6.
Karung beras atau karung terigu yang
nantinya akan dikenakan oleh para pemain ketika bermain.
2.4
Aturan permainan
a.
Aturan
Aturan dalam permainan ini tergolong mudah, yaitu dari garis start pemain menahan bola kasti
di kepala/jidat dengan pasangannya menuju tempat yang telah ditentukan/ tempat
pemberhentian pertama. Bila bola terjatuh pemain harus berhenti dan meletakkan kembali bola tersebut di
kepala/jidat pasangannya. Jika sudah, pemain dapat melanjutkan kembali
permainan. Setelah sampai di tempat yang telah ditentukan/ tempat pemberhentian
pertama, pemain meletakkan bola kasti dan mengambil bola tenis meja yang telah dipersiapkan.
Permain menahan bola tenis meja dengan cara menyedot bola tenis meja dengan
menggunakan sedotan secara berpasangan. Bila bola terjatuh pemain harus
berhenti dan meletakkan kembali bola tersebut seperti semula. Jika sudah,
pemain dapat melanjutkan kembali permainan. Setelah sampai di tempat yang telah
ditentukan/ tempat pemberhentian kedua, pemain meletakkan bola tenis meja dan
menggunakan karung yang telah disiapkan. Karena permainannya berpasangan jadi
satu karung berisi dua orang. Pasangan tersebut harus melompat memakai karung menuju garis finish. Jika ada pemain yang tidak
mengikuti peraturan yang ditentukan, maka pemain akan langsung
didiskualifikasi.
Sebagai
catatan, permainan biasanya menggunakan sistem gugur karena jumlah pesertanya banyak.
Jadi, apabila satu pasangan berhasil menang, ia harus melawan lagi pemenang yang lain.
Sedangkan yang kalah dinyatakan gugur dan tidak dapat bermain lagi.
b.
Wasit
Umumnya jumlah wasit adalah empat orang. Wasit pertama mengawasi garis start dan memberikan
aba-aba mulainya pertandingan. Wasit kedua mengawasi tempat pemberhentian
pertama. Wasit ketiga mengawasi tempat pemberhentian kedua. Dan wasit terakhir
mengawasi dan menentukan pemenang permainan.
2.5
Jalannya
permainan
Permainan
tabobarung diawali dengan menentukan pemain atau pasangan mana yang akan
memulai. Setelah ditentukan, regu/quarter pertama yang terdiri dari 3-6 pasangan memasuki arena permainan. Setelah
mendapatkan pemenang regu/quarter pertama, dilanjutkan dengan regu/quarter
kedua. Setelah mendapakan pemenang regu/kquarter kedua dilajutkan dengan babak
final. Pada babak final, pemenang pada regu pertama dan regu kedua diadu untuk
mencari pemenang dari permainan.
Sebagai
catatan jumlah regu/quarter ditentukan dari jumlah peserta yang ikut dalam
permainan.
2.6
Nilai budaya
Nilai
yang terkandung dalam permainan yang ini adalah: kerja keras, kerja sama, dan
sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain untuk dapat
mencapai garis finis secepat mungkin. Nilai kerja sama tercermin dari
kekompakan para pasangan ketika sedang bermain. Dan, nilai sportivitas
tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat
berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang
dada.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Permainan tabobarung dapat dikategorikan sebagai permainan segala umur
(anak-anak, remaja dan dewasa) yang dilakukan oleh kaum laki-laki maupun
perempuan. Permainan ini dilakukan
dengan cara berpasangan. Jumlah pemainnya antara 4-6 pasangan, 1 pasangan terdiri dari dua orang. Selain pemain, permainan tabobarung juga menggunakan wasit untuk mengawasi jalannya permainan dan menetapkan pemenang.
Permainan ini tergolong mudah, yaitu dari garis start pemain menahan bola kasti di
kepala/jidat dengan pasangannya menuju tempat yang telah ditentukan/tempat
pemberhentian pertama. Bila bola terjatuh pemain harus berhenti dan meletakkan
kembali bola tersebut di
kepala/jidat pasangannya. Jika sudah, pemain dapat melanjutkan kembali
permainan. Setelah sampai di tempat yang telah ditentukan/tempat pemberhentian
pertama, pemain meletakkan bola kasti dan mengambil bola tenis meja yang telah
dipersiapkan. Permain menahan bola tenis meja dengan cara menyedot bola tenis
meja dengan menggunakan sedotan secara berpasangan. Bila bola terjatuh pemain
harus berhenti dan meletakkan kembali bola tersebut seperti semula. Jika sudah,
pemain dapat melanjutkan kembali permainan. Setelah sampai di tempat yang telah
ditentukan/tempat pemberhentian kedua, pemain meletakkan bola tenis meja dan
menggunakan karung yang telah disiapkan. Karena permainannya berpasangan jadi
satu karung berisi dua orang. Pasangan tersebut harus melompat memakai karung menuju garis finish.
3.2
Saran
Penulis
berharap bagi orang yang membaca makalah yang sederhana ini dapat memberikan
kritik dan saran yang membagun agar nanti kedepannya penulis bisa memperbaiki
kesalahan-kesalahan dan penyimpangan kalimat dalam pembuatan makalah ini, penulis sangat mengharapkan adanya masukan dari
pembaca yang
bersifat kontruktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar