Minggu, 05 Januari 2014

permainan jembatan bambu



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi Indonesia adalah berkaitan dengan mutu pendidikan.Sampai saat ini, mutu pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju dan negara-negara berkembang.Rendahnya mutu pendidikan, berimplikasi pada rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) (Anik, 2010). Rendahnya SDM, mengakibatkan kurang kompetitifnya Bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan di era globalisasi. Menurut Degeng (dalam Anik 2010), manusia yang dapat ‘hidup’ di abad 21 adalah manusia yang kompetitif, cerdas, dan siap menghadapi perubahan. Oleh karena itu, dunia pendidikan mendapatkan sorotan yang sangat tajam untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.
Kualitas seseorang dalam hal ini peserta didik khususnya siswa Sekolah Dasar sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang diperoleh. Kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien menjadi hal yang penting untuk di aplikasikan.Pengaplikasian materi pelajaran oleh narasumber (guru) menuntut adanya penerimaan yang jelas oleh siswa.Tanpa ada respons atas stimulus yang diberikan, mustahil materi yang disampaikan dapat dipahani optimal oleh peserta didik. Senada dengan usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik (guru), pemerintah dalam hal ini telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Usaha yang dilakukan berupa pengembangan model-model pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, penataran bagi guru, penyediaan sarana-prasarana yang menunjang pembelajaran, dan pelatihan-pelatihan (Depdiknas, 2004; Ida, 2008, dalam Anik 2010).
Pengembangan model pembelajaran, penggunaan media serta pelatihan yang dilakukan tentu membutuhkan suasana belajar yang baik.Trends International Mathematics and Sciences Study (TIMSS), lembaga yang mengukur hasil pendidikan di dunia, melaporkan bahwa kemampuan sains peserta didik SD Indonesia berada pada peringkat ke-32 dari 38 negara Nurhadi, et al., 2004 (dalam Anik, 2010). Laporan Programme For International Student Assessment (PISA) 2003, menunjukkan bahwa dari 41 negara yang disurvei, untuk bidang sains, Indonesia menempati peringkat ke-38 (Depdiknas, 2005:36, dalam Anik, 2008). Hasil ini tentu bukan hal yang mengembirakan mengingat usaha optimal sudah dilakukan. Kekurang sempurnaan hasil ini, tidak menutup kemungkinan karena suasana belajar yang kurang mendukung sebagai salah satu bentuk penunjang proses belajar mengajar. Suasana belajar mencangkup keadaan ekstern (lingkungan) dan keadaan intern (fisik)pendidik dan peserta didik.Untuk tetap menjaga kestabilan kondisi tersebut, perlukan dilakukan beberapa kegiatan yang mampu menjaga bahkan meningkatkan kondisi tersebut.Kegiatan yang dimaksud adalah pendidikan mengenai usaha untuk tetap menjaga kebugaran jasmani. Hal ini penting dilaksnakan mengingat dengan kondisi fisik yang baik, tidak hanya pendidik tetapi juga para siswa akan dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk menghasilkan output berupa insan cerdas berkarakter guna kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian mengajarkan pendidikan jasmani kepada peserta didik menjadi salah satu strategi dalam meningkatkan kondisi esensial belajar mengajar di dalam kelas.
Berdasarkan uraian diatas, diperlukan suatu bentuk realisasi nyata untuk dapat menunjang sekaligus meningkatkan kualitas belajar siswa.Bentuk usaha yang dimaksudkan dapat berupa pengoptimalan berbagai teori-teori dan praktik langsung terkait dengan pendidikan jasmani.Menyimak lebih dalam mengenai hal yang dipaparkan diatas, penulis bermaksud memberikan sebuah gagasan berupa pembuatan karya tulis (makalah) yang berjudul “Permainan Tradisional Jembatan Bambu”. Karya tulis ini diharapkan mampu memeberikan tambahan informasi kepada pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNDIKSHA mengenai pendidikan jasmani terutama mengajarkan permainan tradisionalyang penulis beri nama “Jembatan Bambu” dalam aplikasi pendidikan jasmani di Sekolah Dasar nantinya.

2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut.
  1. Apakah yang dimaksud dengan permainan jembatan bambu?
  2. Baaimanakah peraturan dalam permainan jembatan bambu?
3.      Bagaimanakah taktik dan taktik dalam permainan jembatan bambu?
3.      Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka dapat diuraikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan karya tulis ini sebagai berikut.
1.      Mendeskripsikan pengertian permainan jembatan bambu.
2.      Mendeskripsikan peraturan dalam permainan jembatan bambu.
3.      Mendeskripsikan taktik dan taktik dalam permainan jembatan bambu.

4.      Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari luaran karya tulis ini sebagai berikut.
1.      Bagi Mahasiswa
Mampu dipahaminya pengertian dan deskripsi mengenai permainan jembatan bambu,  sehingga mampu menciptakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai permainan tradisionaljembatan bambu untuk anak Sekolah Dasar.
2.      Bagi Penulis
Menambah pemahaman mengenai permainan jembatan bambu untuk dapat dilakukan implementasi dalam konteks belajar mengajar di bangku perkuliahan.
3.      Bagi Pembaca
      Menambah wawasan baru mengenai permainan jembatan bambu dalam konteks pembelajaran siswa Sekolah Dasar.


BAB II
PEMBAHASAN

1.       Permainan Jembatan Bambu
Permainan jembatan bambu merupakan salah satu permainan tradisional yang tidak terlalu populer di Indonesia. Permainan ini sengaja penulis design sedemikian rupa untuk memvariasikan permaian dalam bidang keolahragaan sehingga terbentuk situasi dinamis dalam kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. Pada dasarnya permainan ini mungkin sudah ada dan pernah dimainkan di beberapa daerah di Indonesia bahkan di Bali khususnya.Oleh karena itu, permainan yang penulis beri nama Jembatan Bambu dikenal sebagai permainan tradisional.
Kondisi normal dalam permainan ini mengharapkan terbentuknya kerjasama team yang mengacu pada keberhasilan team itu sendiri. Disisi lain, permainan ini juga mengindikasikan adanya rasa kebersamaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Sebagaimana yang diharapkan dalam permainan ini, dalam pelaksanaannya mengacu pada kaidah atau norma-norma yang membatasi setiap peran dalam permainan ini.

2.       Peraturan dalam PermainanJembatan Bambu
          Peraturan permainan jembatan bambusebenarnya tidak memiliki induk organisasi yang jelas dan disepakati secara tertulis, maka peraturan jembatan bambu ini banyak dimodifikasi sehingga beberapa peraturan sedikit berbeda. Walaupun demikian peraturan permainan ini dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan permainan.
A.            LapanganJembatan BambuDua Tiang Hinggap
Lapangan permainan jembatan bambu tidak membutuhkan ruang yang terlalu luas. Dalam artian permainan ini dapat menyesuaikan dengan keadaan pemain dan kondisi kekinian tempat permainan ini berlangsung. Kalau secara teoritik, lapangan yang dipergunakan dapat berbentuk persegi panjang dengan ukuran luas kurang lebih10x 5 meter(tidak mutlak). Pembagian lapangan dalam permainan ini dibagi atas 2 (dua) area yang mewakili 2 (dua) regu/team. Satu meter panjang lapangan dipakai sebagai tempat persiapan awalan sebelum permainan ini dimulai.9 (Sembilan) meter sisa panjang lapangan dibagi menjadi 2 (dua) titik sebagai peristirahatan sepanjang jembatan bambu yang tengah dibuat.Jarak antara titik-titik tersebut adalah 3 (tiga) meter dimana di ujung titik terakhir diletakkan sebuah wadah berupa ember sebagai tempat jatuhnya bola. Deskripsi lapangan yang dimaksud akan dijelaskan pada gambar dibawah ini.
 






Gambar 1. Lapangan Jembatan Bambu
B.            Bambu
Bambu merupakan bahan atau alat yang paling diperlukan dalam permainan ini.Bambu yang dimaksud memiliki panjang 30 cm yang dibelah sedemikian rupa sebagai jembatan untuk bola menggelinding dari ujung lapangan sampai masuk kedalam ember. Setiap regu dibenarkan menggunakan  sebatang bambu, asal memenuhi syarat yang tersebut di atas.
C.            Bola
Bola yang dipergunakan adalah bola kasti/bola ukuran bola tenis, yang terbuat dan karet atau kulit, dengan ukuran lingkaran antara 19 – 20 cm, dan beratnya antara 70–80 gram.Yang terbaik adalah bola yang tidak terlalu kenyal dan tidak terlalu keras.
D.           Lama Bermain
Lama permainan inidapat disesuaikan dengan kondisi pemain. Dalam laporan ini diberikan batasan waktu sebanyak 5 menit untuk melihat siapa team yang mampu mengumpulkan bola pada wadah yang telah disiapkan di ujung lapangan.

E.            Regu

Setiap regu terdiri atas 3 orang pemain.Salah seorang ditunjuk menjadi pemimpin (kapten) regu.Dalam satu kali permaianan dibenarkan hanya ada 2 (dua) regu yang bemain.Sebelum pertandingan dimulai, kapten regu menyerahkan daftar nama-nama pemain kepada wasit.Masing-masing pemain membawa satu batang bambu sebagai jembatan bola menggelinding. Pemain pertama akan menggelindingkan bola ke bambu pemain kedua kemudia pemain pertama bergerak kesamping pemain ketiga untuk menyambut datangnya bola. Pergantian posisi ini terus berlanjut sampai bola masuk ke dalam ember sebelum waktu permainan habis. Penjelasan lebeih lanjut akan dijelaskan seperti gambar berikut.
F.            Wasit
Sama seperti permainan lainnya, wasit bertugas memimpin jalannya pertandingan.Ia harus memegang teguh aturan-aturan main dan menjaga agar aturan-aturan diikuti dengan seksama oleh pemain-pemain. Petunjuk dan keputusannya adalah mutlak harus ditaati.
G.           Peringatan
Bila terjadi kesalahan berupa terjatuhnya bola ketika menggelinding, bola tersebut diulang untuk digelindingkan sesuai dengan pos atau titik-titik yang telah ditentukan.Pemain sangat tidak diperkenan untuk memegang atau membantu bola menggelinding selain dengan menggunakan bambu.
H.           Mendapat Nilai
Setiap team berhak mendapat nilai 2, bila dapat menggelindingkan bola tanpa terjatuh dari awal sampai masuk kedalam ember.Jika terjadi kesalahan yang menyebabkan bola terjatuh sebelum masuk kedalam ember dari awal, team bersangkutan akan mendapat nilai 1. Akumulasi nilai dengan waktu yang disepakati akan menentukan siapa yang menjadi juara dalam permainan ini.

3.             Teknik dan Taktik Permainan Jembatan Bambu
Dalam keterampilan individu semuanyapermainan kecil yang mempergunakan bola kecil dapat dikatakan sama atau hampir sama, hanya saja dalam permainan jembatan bambukemampuan menyeimbangkan posisi bola menjadi syarat mutlak dalam pelaksanaan permaianan ini. Teknik lain yaitu dengan memposisikan ketinggian menggelindingkan bola tidak terlalu tinngi dari permukaan tanah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi besarnya gaya gravitasi yang memengaruhi bola jatuh ke bawah.
Teknik dan taktik dalam permainan jembatan bambu ini yang utama adalah kekompakan dan kerjasama team dalam menuntun bola secara estapet sampai masuk kedalam ember dari awal sampai akhir. Hal ini menjadi kunci keberhasilan team dalam memenangkan permainan ini.Bola yang menggelinding, secara estapet di disambungkan bambu-bambu yang menjadi jalan tempat bola menggelinding.















BAB III
PENUTUP

1.       Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik simpulan-simpulan sebagai berikut.
1.      Permainan jembatan bambu dikenal sebagai permainan sudah ada dan pernah dimainkan di beberapa daerah di Indonesia bahkan di Bali khususnya. Oleh karena itu, permainan yang penulis beri nama Jembatan Bambu dikenal sebagai permainan tradisional.
2.      Permainan jembatan bambu mengharapkan terbentuknya kerjasama team yang mengacu pada keberhasilan team itu sendiri. Disisi lain, permainan ini juga mengindikasikan adanya rasa kebersamaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Sebagaimana yang diharapkan dalam permainan ini, dalam pelaksanaannya mengacu pada kaidah atau norma-norma yang membatasi setiap peran dalam permainan ini.
2.         Saran
          Dalam permainan jembatan bambu sedikit memerlukan kemampuan dalam menyeimbangkan bambu sehingga tetap dapat menggelinding sampai akhir.Hal ini mungkin sedikit mempersulit beberapa anak yang kurang terlatih dalam menyeimbangkan bola yang menggelinding diatas bambu.












DAFTAR PUSTAKA

Anik, dkk.2010. Pengaruh Model Pembelajaran Kuantum dan Seting Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Sains Siswa Kelas V SD. Singaraja: Tidak diterbitkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar