BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manusia
mengalami proses perkembangan yang cukup panjang mulai dari masa prakelahiran
menuju bayi, masa anak-anak, remaja, hingga dewasa. Pada usia anak-anak hingga menuju
usia remaja, manusia mengalami perkembangan kognitif yang begitu
penting. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak melalui empat tahap
yaitu tahap sensorimotor (berlangsung pada umur 0-2 tahun), tahap
praoperasional (umur 2-7 tahun), tahap operasional konkret, (umur 7-11 tahun),
dan tahap operasional formal (berlangsung mulai umur 11 tahun ke atas).
Berdasarkan tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Piaget, maka anak
Sekolah Dasar (SD) berada dalam tahap operasional konkret.
Anak Sekolah Dasar yang berada pada tahap operasional
konkret ini memiliki karakteristik unik. Pada tahap ini, kemampuan anak untuk
berpikir secara logis semakin berkembang. Selain itu anak pada tahap ini sangat
senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang
merasakan dan melakukan hal-hal secara langsung. Sesuai dengan karakter anak SD
maka proses pembelajaran di SD dirancang sedemikian rupa agar dapat bermuatan
permainan yang lebih. Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran
yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Salah satu pelajaran yang
bermuatan permainan adalah Pendidikan Jasmani.
Pembelajaran Pendidikan Jasmani bagi siswa di tingkat Sekolah Dasar bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terhadap berbagai cabang olahraga serta untuk
meningkatkan kebugaran jasmani dan
kesehatan. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SD biasanya adalah atletik,
senam, juga permainan lainnya seperti sepak bola, bola voli, dan lainnya.
Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SD bisa dilaksanakan melalui
permainan-permainan tradisional yang menarik sehingga anak dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dengan menyenangkan. Plakuncang adalah salah
satu jenis permainan tradisional. Plakuncang merupakan permainan bertim yang
menarik dilaksanakan di SD sebagai sarana untuk melaksanakan pembelajaran
Pendidikan Jasmani. Plakuncang memberikan pemenuhan kebutuhan bagi anak SD yang
memiliki karakter unik seperti yang telah dijelaskan di atas. Berdasarkan hal
tersebut penulis menulis makalah yang berjudul “Plakuncang sebagai Pembelajaran
Pendidikan Jasmani di SD” yang diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
dalam mengajar Pendidikan Jasmani di SD.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasrkan
latar belakang yang penulis paparkan dalam makalah ini, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut.
1)
Apa yang dimaksud
dengan permainan plakuncang?
2)
Bagaimana aturan
permainan plakuncang?
1.3
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah yang penulis paparkan, maka dapat dirumuskan tujuan sebagai
berikut.
1) Untuk mendeskripsikan permainan plakuncang.
2) Untuk mendeskripsikan aturan
permainan plakuncang.
1.4
Manfaat
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi
pembaca,
Dengan adanya makalah
ini diharapkan dapat menjadi sumber belajar mengenai permainan plakuncang dan
cara memainkannya.
2.
Bagi mahasiswa
Dapat memahami salah
satu permainan yang ada di sekolah dasar yaitu permainan plakuncang.
3. Bagi
penulis
Dengan adanya makalah ini dapat menambah
pengetahuan penulis mengenai permainan tradisional dan cara memainkannya di
sekolah dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN PLAKUNCANG
Galasin, Galah Asin, Gobak
Sodor, begitulah permainan ini biasa disebut, ada pula yang
menyebutnya Gala Jamban akan
tetapi teman-teman kita yang di wilayah Jambi biasa
menyebutnya Hadang. Apapun
nama dan sebutannya tetapi tetap satu jua, tata cara dan tujuan permainannya
masih tidak jauh berbeda dari daerah satu dan daerah lainnya. Diberbagai daerah
di Bali permainan ini mempunyai nama yang berbeda-beda. Di daerah kota Negara
permainan ini sering disebut “Plakuncang”. Plakuncang juga memiliki nama lain
yaitu di daerah Tabanan sering “Galuh-galuhan. Sedangkan di kabupaten lain yang
ada di Bali permainan ini disebut selodor.
Plakuncang adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia
yang saat ini masih dapat kita jumpai dimainkan anak-anak SD. Permainan ini
adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing
tim terdiri dari 3 - 6 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar
tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk
meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses
bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
2.2.
ATURAN
PERMAINAN PLAKUNCANG
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis
dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan
segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari
setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat
giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga
garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang
mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan
berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis
batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang
mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang)
yang selanjutnya satu orang ini disebut selodor, dimana orang ini mempunyai
akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Pemain
yang tidak berjaga akan berusaha untuk masuk ke dalam lapangan, lalu melewati
semua level dan keluar dari ujung satunya dan kemudian berusaha kembali untuk
bisa melakukan goal. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit
karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika
diperlukan untuk meraih kemenangan. Jika salah satu pemain lawan dapat
melakukan goal, maka satu babak selesai dan yang tidak berjaga mendapatkan
nilai/skor. Setelah itu permainan diulang lagi tanpa adanya perubahan posisi
berjaga. Pemain yang tidak berjaga akan kalah bila ada salah satu anggotanya
tersentuh oleh yang berjaga atau bila salah satu pemainnya keluar dari lapangan
sebelah kiri atau kanan. Bila satu kaki yang keluar tidak akan menjadi masalah,
tapi apabila dua kaki yang keluar maka akan terjadi perubahan posisi berjaga.
Bila pemain yang tidak berjaga terkurung atau tidak bisa lepas maka dia boleh
menyerah dengan begitu timnya kalah. Pemain yang sedang tidak berjaga tidak
boleh mencetak goal sebelum semua rekannya pernah masuk kedalam lapangan dalam
satu babak. Jadi jika ada satu saja pemain yang belum masuk maka tidak boleh
menggoalkan. Berikut ini disajikan gambar lapangan selodor.
Gambar 1. Lapangan Selodor
Petak gambar
bisa ditambah sesuai dengan situasi dan kondisi saat bermain.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
1. Plakuncang
adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia yang saat ini masih dapat kita
jumpai dimainkan anak-anak SD. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang
terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 6 orang. Inti
permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke
baris terakhir secara bolak-balik.
2. Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan
bulu tangkis dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas
dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang
mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup
yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup
yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan
berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis
batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang
mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang)
yang selanjutnya satu orang ini disebut selodor. Pemain yang tidak berjaga akan
berusaha untuk masuk ke dalam lapangan, lalu melewati semua level dan keluar
dari ujung satunya dan kemudian berusaha kembali untuk bisa melakukan goal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar